Halmahera Selatan – Tradisi Tumbilotohe, yang dikenal sebagai Malam Ela-Ela, kembali digelar oleh masyarakat Gorontalo di Kabupaten Halmahera Selatan.
Acara yang di laksanakan di Desa Tomori, Kecamatan Bacan, berlangsung meriah turut di hadiri Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, dan Wakil Bupati Helmi Umar Muchsin.
Sebagai bagian dari warisan budaya Islam yang telah ada sejak abad ke-16 pada masa Sultan Amai, Tumbilotohe menjadi simbol penerangan di malam-malam terakhir Ramadan. Bagi masyarakat Gorontalo, khususnya yang berada di perantauan, tradisi ini memiliki makna mendalam sebagai penghubung spiritual dan emosional dengan kampung halaman.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Kerukunan Keluarga Indonesia Gorontalo (KKIG) Halmahera Selatan, Marwan Pakaya, mengapresiasi perhatian Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan dalam mendukung Tumbilotohe Jilid II. Ia menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Bupati Hasan Ali Bassam Kasuba beserta Ketua TP PKK Halmahera Selatan, Ny. Rifa’at Ala Sa’adah Bassam, yang turut berperan dalam menyukseskan acara ini.
“Kami bersyukur atas dukungan penuh dari pemerintah daerah. Ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi masyarakat Gorontalo yang merantau di Halmahera Selatan,” ujar Marwan.
Dalam sambutannya, Bupati Bassam menegaskan bahwa Tumbilotohe bukan sekadar tradisi penerangan, tetapi juga bagian dari syiar Islam yang memperkuat ukhuwah Islamiyah di bulan suci Ramadan.
“Perayaan ini mengandung nilai spiritual yang dalam. Selain melestarikan budaya, kita juga memperkuat kebersamaan dan meneguhkan nilai-nilai keislaman di tengah masyarakat,” kata Bupati.
Perayaan Tumbilotohe tahun ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Sultan Bacan, Kapolres Halmahera Selatan, serta Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW). Kehadiran para pejabat dan tokoh masyarakat semakin menambah semarak acara, yang diwarnai dengan nyala lampu minyak sebagai simbol penerangan dan harapan.