Halmahera Selatan — Kekecewaan masyarakat Desa Liaro terhadap Kepala Sekolah SDN 134 Halmahera Selatan, Manase Tukang, mencapai titik didih. Jabatan strategis yang mestinya dijalankan dengan integritas justru berubah menjadi sorotan karena dugaan kelalaian yang berlangsung berbulan-bulan.
Warga menilai, perilaku Manase bukan sekadar kurang disiplin, tetapi telah masuk kategori mengabaikan tugas pokok dan tanggung jawab publik. Sejumlah wali murid menyebut, keberadaan kepsek lebih sering “hilang dari radar” dibanding hadir memimpin sekolah.
“Datang itu ibarat ba ronda, bukan seperti pimpinan sekolah. Dia muncul sebentar, hilang berbulan-bulan. Tidak ada perubahan yang dia bawa. Malah sekolah makin tidak terurus,” ungkap salah satu wali murid dengan nada geram. (17/11/2025)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sumber internal sekolah pun menguatkan keluhan tersebut. Seorang guru mengaku sejak Manase menerima SK sebagai Kepala Sekolah, aktivitasnya di SDN 134 bisa dihitung dengan jari.
“Dari awal dapat SK sampe sekarang, dia tra pernah mengajar. Datang ke kampung sini paling 3–4 bulan 1 kali, itu juga kalau ada proyek atau ujian. Tinggal 2–3 hari, habis itu balik Labuha,” tegasnya.
Akibatnya, manajemen sekolah kacau. Kegiatan belajar-mengajar berjalan tanpa pengawasan, administrasi sekolah terbengkalai, dan guru-guru bekerja tanpa arahan jelas dari pimpinan. Kondisi ini membuat kualitas pendidikan di SDN 134 merosot dan masa depan peserta didik terancam.
Masyarakat, wali murid, hingga sejumlah guru kini menyatakan mosi tidak percaya terhadap Kepsek Manase Tukang. Mereka mendesak Dinas Pendidikan Halmahera Selatan untuk segera turun tangan dan mengambil langkah tegas.
“Kami minta Ibu Kadis bertindak. Ini sudah terlalu lama dibiarkan. Jabatan kepala sekolah itu amanah, bukan tempat singgah-singgah. Kalau tidak mampu, lebih baik dicopot,” tegas warga lainnya.
Desakan Masyarakat ini menjadi sinyal keras bahwa Dinas Pendidikan tidak boleh menutup mata. Pembiaran terhadap kepemimpinan yang buruk hanya akan memperpanjang kerusakan sistem pendidikan dasar di Desa Liaro.
(Sardin Adam)
