Maluku Utara, MALUTEKSPOSE |Basri Salama, calon wakil gubernur Maluku Utara, menyampaikan pentingnya pendekatan politik identitas dalam momentum pemilihan Kepala Daerah.
Politik identitas, yang mengedepankan kepentingan kelompok berdasarkan etnis, agama, atau budaya, menjadi relevan dalam konteks Indonesia, terutama di daerah dengan keragaman identitas seperti Maluku Utara.
Menurut Basri Salama, pemahaman mendalam tentang keragaman identitas lokal adalah kunci untuk menghubungkan kandidat dengan pemilih yang merasa terwakili.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kenapa harus risih dengan politik identitas? Pilihan berdasarkan suku, seperti Tobelo, Galela, Tidore, dan Makian, adalah bagian dari identitas mereka dan sesuai dengan keyakinan mereka dalam menentukan pilihan,” ujar Basri pada Sabtu 14 September 2024.
Basri Salama juga menekankan bahwa strategi politik identitas harus diimbangi dengan penyampaian visi dan misi yang inklusif. Pendekatannya berfokus pada penguatan komunitas dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Salah satu strateginya adalah memperkuat rasa identitas lokal untuk meningkatkan partisipasi dalam menentukan pilihan.
Basri Salama bersama pasangan calon gubernur Muhammad Kasuba, yang dikenal sebagai paket MK-BISA, menggelar pertemuan dengan tim relawan dan simpatisan di Cafe D Hook, Desa Hatebicara, Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat. Dalam kesempatan tersebut, Basri memaparkan tiga sektor prioritas: pendidikan, pertanian, dan peternakan, yang akan diutamakan untuk mengatasi kemiskinan di Maluku Utara.
Basri menjelaskan bahwa Maluku Utara kaya akan sumber daya alam seperti nikel, emas, dan bijih besi. Namun, kehadiran industri pertambangan belum memberikan manfaat signifikan bagi pertumbuhan ekonomi lokal, sehingga daerah ini masih termasuk dalam kategori provinsi termiskin di Indonesia.
“Kita hanya mendapat suplai tenaga kerja, tetapi karyawan mengonsumsi makanan dari luar daerah,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Basri Salama berencana memprioritaskan pendidikan dengan memberikan beasiswa, membuka usaha pertanian seperti tomat dan bawang, serta menyediakan modal untuk pengembangan usaha peternakan agar dapat memasok kebutuhan makanan di area pertambangan.
MK-BISA, yang didukung oleh Partai Hanura dan PKS, dihadiri oleh Ketua DPC Hanura Halbar Hardi Hayun, Sekretaris PKS, serta ratusan simpatisan dari berbagai kecamatan seperti Jailolo, Sahu, dan Sahu Timur.*