Masih Marak Penggunaan Bom untuk Penangkapan Ikan di Indonesia Timur

- Jurnalis

Minggu, 22 Desember 2024 - 11:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MALUTEKSPOSE|Persoalan pengawasan sumber daya kelautan perikanan masih menjadi tantangan, menjadikannya salah satu faktor dari belum beranjaknya masyarakat pesisir dari kemiskinan.

Ketua Umum Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI), Hendra Wiguna menyampaikan bahwa kemiskinan ekstrem masih besar jumlahnya di wilayah pesisir yang mana merupakan penghasil pangan. Hal tersebut beliau sampaikan ketika menjadi keynote speaker dalam Seminar Nasional bertajuk “Digitalisasi Maritim dalam Pengembangan Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 2045” yang diadakan oleh Politeknik Bumi Akpelni pada Rabu, 18 Desember 2024. (22/12/2024)

“Semangat Ekonomi Biru adalah inovasi teknologi yang ramah terhadap iklim dan lingkungan serta pemanfaatan sumber daya yang efisien. Tujuan besarnya, tentu untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Jelas Hendra

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Oleh karena itu, Hendra berharap Ekonomi Biru yang digaungkan oleh Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) sejak perencanaan mengedepankan pelibatan masyarakat pesisir terutama pelaku utama sektor kelautan perikanan yakni Nelayan, pembudidaya ikan, petambak garam, pembudidaya rumput laut, pengolah dan pemasar ikan. Begitupun dalam pelaksanaan dan evaluasi kinerja program atau kebijakannya.

Baca Juga :  BPD Kawasi Desak Pemerintah Desa Identifikasi Izin Pelaku Usaha

“Langkah selanjutnya, mengutamakan kedaulatan masyarakat lokal dalam mengelola sumber daya alam untuk memulihkan alam Indonesia.” Terang Hendra

Sementara itu, pada kesempatan berbeda, Ketua KPPMPI Halmahera Selatan, Sahmir Kader juga menyoroti tentang pengawasan sumberdaya kelautan perikanan yang belum merata. Alhasil masih banyak aktivitas yang merusak, mulai dari membuang sampah ke laut hingga praktik penangkapan ikan menggunakan Bom.

“Adanya oknum nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan, menyebabkan kerusakan ekosistem laut dan memusnahkan bibit ikan. Hal ini akhirnya menyebabkan penurunan hasil tangkapan nelayan tradisional.” Ujar Sahmir

Hal serupa juga disampaikan oleh Salman Adam Ketua KNTI Ternate, bahwa beliau pernah menyaksikan langsung penangkapan ikan menggunakan Bom di pulau Gafi, Siko, Laigoma dan sekitarnya.

Baca Juga :  SARJONO: Dari GITA ke Tiga

“Karna penggunaan bom tersebut, karang banyak yang mati. Ada upaya nelayan pancing ikan dasar untuk mencegah, namun pengebom ikan tersebut menggunakan kapal yang kecepatannya jauh diatas rata-rata kapal nelayan kecil. Selain itu, di kapal mereka juga masih banyak bom, sehingga menyebabkan nelayan setempat takut untuk mendekat ataupun melarang aktivitas tersebut.” Jelas Salman.

Nelayan Maluku Utara berharap pengawasan laut harus rutin dilakukan untuk menjaga keberlanjutan, kata Salman, pemda dan pemerintah pusat harus benar-benar memperhatikan nelayan.

“Inginnya kami, pendapatan dari hasil melaut tiap tahun meningkat tidak menurun. Atau paling tidak, pemerintah memberikan perhatian kepada nelayan kecil, jangan menelantarkannya. Sehingga kami tidak merasa sendiri berjuang memenuhi kebutuhan penghidupan dan menjamin terpenuhi pangan bergizi dalam negeri.” Terang Salman

Berita Terkait

Polemik Soal Pesan Via Grub WhatsApp Kadis PMD Halsel, Sefnat Tagaku : Wujud Pemimpin yang Peduli
Jejak Pengabdian dan Warisan Kepemimpinan Dr. Muhammad Kasuba
DBH Tahap I Desa Kawasi Disalurkan, 300 KK Sudah Terima Dana Langsung ke Rekening
Komisi I DPRD Halsel Apresiasi Langkah Kades Kawasi Kelola DBH Secara Tepat
Bassam — Helmi Terima Penghargaan Kartika Pamong Praja Muda dari IPDN
Saat Hukum Dijadikan Alat Politik — Suara Tegas IKA Togale Menjawab Tuduhan Pembangkangan
Dorong Lahirnya Wirausaha Baru di Halsel, Izzuddin Alqossam Kasuba : Saatnya Anak Muda Bangun Ekonomi Daerah Sendiri
GAMKI Halsel Pertegas 4 Kades Final dan Tak Bermasalah, Van : Kalau Ada yang Merasa Terjanggal Silahkan Gugat Bukan Ngoceh
Berita ini 57 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 19:17 WIB

Polemik Soal Pesan Via Grub WhatsApp Kadis PMD Halsel, Sefnat Tagaku : Wujud Pemimpin yang Peduli

Jumat, 31 Oktober 2025 - 13:07 WIB

Jejak Pengabdian dan Warisan Kepemimpinan Dr. Muhammad Kasuba

Senin, 27 Oktober 2025 - 20:39 WIB

DBH Tahap I Desa Kawasi Disalurkan, 300 KK Sudah Terima Dana Langsung ke Rekening

Senin, 27 Oktober 2025 - 18:48 WIB

Komisi I DPRD Halsel Apresiasi Langkah Kades Kawasi Kelola DBH Secara Tepat

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 19:54 WIB

Bassam — Helmi Terima Penghargaan Kartika Pamong Praja Muda dari IPDN

Senin, 20 Oktober 2025 - 07:56 WIB

Saat Hukum Dijadikan Alat Politik — Suara Tegas IKA Togale Menjawab Tuduhan Pembangkangan

Rabu, 15 Oktober 2025 - 11:02 WIB

Dorong Lahirnya Wirausaha Baru di Halsel, Izzuddin Alqossam Kasuba : Saatnya Anak Muda Bangun Ekonomi Daerah Sendiri

Minggu, 12 Oktober 2025 - 19:30 WIB

GAMKI Halsel Pertegas 4 Kades Final dan Tak Bermasalah, Van : Kalau Ada yang Merasa Terjanggal Silahkan Gugat Bukan Ngoceh

Berita Terbaru