Halmahera Selatan – Ketika seorang kepala desa justru menjadi sumber konflik di tengah masyarakat, maka suara rakyat tak bisa lagi diabaikan. Itulah situasi genting yang tengah terjadi di Desa Kusubibi, Kecamatan Bacan Barat, Kabupaten Halmahera Selatan.
Polemik berkepanjangan seputar kepemimpinan Muhammad Abdul Fatah sebagai Kepala Desa kembali memicu keresahan. Ketidakpuasan warga yang telah lama terpendam meletup dalam bentuk aksi pemalangan kantor desa, yang kembali dilakukan untuk kesekian kalinya sebagai bentuk protes.
Pada Kamis dini Hari, 24 April 2025, saat Sekretaris Desa bersama sejumlah perangkat desa membuka paksa palang yang sebelumnya dipasang oleh warga. Tindakan tersebut memicu reaksi keras dari masyarakat yang menganggap pembukaan itu sebagai bentuk pelecehan terhadap aspirasi warga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kantor desa kembali dipalang, bahkan saat Sekretaris dan para perangkat masih berada di dalam ruangan. Warga meneriakkan penolakan dan meminta mereka segera keluar dari kantor desa kusubibi.
“Kami sudah berkali-kali menyuarakan penolakan terhadap kepala desa, tapi tidak pernah ditanggapi. Kami minta Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Bassam Kasuba, segera turun tangan sebelum situasi semakin tidak terkendali,” tegas Yasri Nurdin, salah satu warga yang terlibat dalam aksi tersebut.
Masyarakat desa Kusubibi berharap pemerintah daerah dapat mengambil langkah yang lebih tegas dan responsif dalam merespons dinamika yang terjadi. Warga juga menyayangkan tindakan sepihak membuka palang tanpa melalui dialog atau musyawarah, yang dinilai mengabaikan aspirasi yang telah berulang kali disuarakan.
“Kantor desa ini hanya akan kami buka jika Muhammad Abdul Fatah sudah resmi dicopot. Kalau tidak, kami anggap pemerintah turut membiarkan kekacauan ini,” ujar tokoh masyarakat kusubibi, Ikbal Jafar.
Hingga berita ini ditayangkan, Kantor Desa Kusubibi masih tertutup rapat dan dijaga oleh warga yang bersikukuh menuntut pencopatan Kepala Desa Muhammad Abdul Fatah
Penulis : WR
Editor : Red